
Membangun Demokrasi dari Sekolah
Dalam konteks negara demokrasi seperti Indonesia, menanamkan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi seyogyanya dibangun dalam konteks lingkungan yang solid yaitu lembaga pendidikan. Hal ini senada dengan amanat Undang-Undan Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 menyebutkan tujuan pendidikan nasional, salah satunya adalah mengembangkan dan membentuk watak generasi Indonesia menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggungjawab.
KPU Kabupaten Bantul, bersinergi dengan Pemerintah Daerah dan Lembaga Pendidikan serta Kemenag Kabupaten Bantul, berupaya membangun frame yang sama terkait konsep demokrasi yang mesti diwujudkan dalam lingkungan sekolah. Sinergi KPU dengan lembaga pendidikan/sekolah menemukan titik temu dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Tujuan PPKn dalam pembentukan watak generasi bangsa yang demokratis merupakan upaya membina generasi muda sebagai pribadi yang toleran, respek terhadap sesama, tidak diskriminatif, dan mampu mengambil peran dan keterlibatan diri di dalam kelompok-baik kelompok kecil maupun kelompok masyarakat lebih besar.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi sejak dini kepada generasi bangsa. Melalui pendidikan pancasila dan kewarganegaraan tumpuan dan harapan keberlangsungan demokrasi di Indonesia dibebankan. Penguatan demokrasi melalui pendidikan pancasila dan kewarganegaraan tidak cukup sekedar dengan penguasaan teori-teori tapi juga perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan Ketua OSIS mencoba menautkan pendidikan pemilih di satu sisi dan pendidikan kewarganegaraan di sisi lain. Pemilos menjadi ajang praktik berdemokrasi para siswa dalam lingkup sekolah. Paling tidak ada 3 hal penting yang dibentuk dalam kegiatan Pemilihan ketua OSIS.
- Menyiapkan siswa sebagai pemilih yg cerdas. Sebagai bangsa yang akan turut serta dalam Pemilu dan Pemilihan, siswa perlu dibekali dengan pemahaman mengenai bagaimana peran yg dapat mereka lakukan dalam praktik demokrasi untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat. Muatan materi pendidikan pemilih dalam pelaksanaan Pemilos, tidak hanya penting untuk mengenalkan peran yang dapat mereka mainkan, tetapi juga bagaimana cara yang tepat untuk menjalankannya, termasuk memahami dan mengkritisi calon, program, serta implikasi yang dapat terjadi akibat pilihan-pilihan politik tersebut.
- Dalam konteks negara demokratis, selain perlu menyiapkan siswa sebagai pemilih, perlu juga untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan (leadership) di kalangan siswa. Pemilos memberikan ruang bagi upaya membentuk para pemimpin masa depan dengan mengetengahkan dan menumbuhkan sikap kepemimpinan dalam lingkup sekolah dengan aktifitas kolektif yang positif.
- Pemilos juga menyiapkan siswa sebagai kader-kader penyelenggara yang kompeten dan berintegritas. Desain tahapan pemilos yang menyerupai tahapan pemilu dan pemilihan, akan menjadi bekal para siswa untuk siap menjadi penyelenggara ketika usia mereka sudah genap mencapai usia penyelenggara.
Penguatan demokrasi melalui dunia pendidikan merupakan ikhtiar jangka panjang, guna menciptakan generasi yang demokratis di masa depan. Oleh sebab itu, Pemilihan Ketua Osis (Pemilos) diharapkan dapat menjadi langkah kecil untuk mendukung usaha membangun insan demokrasi melalui ruang-ruang pembelajaran formal.